Bismillah Alhamdulillah
Allohummasholli'alamuhammadwa'alaalisayyidina muhammad.
Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh.
Sahabat yang dimuliakan ALLOH SWT,pada kesempatan ke 8 ini,saya akan mengulastentang jangan pernah pusing memikirkan dunia, sebenarnya apa yang dimaksud dengan jangan memikirkan dunia? dan mengapa?
Mari bersama-sama kita pelajari.
Jangan Pernah Pusing Memikirkan Dunia, Biarkan Dunia yang Pusing Memikirkanmu
kebanyakan orang hidup selalu memikirkan dunia namun tidak semua,akan tetapi pada zaman sekarang banyak sebagian orang yang bahkan lebih mementingkan hal duniawi,sehingga sering orang melupakan orang-orang di sekitarnya,terlebih mereka yang dibawah.
sudah terbukti bahwa orang zaman sekarang sudah tidak mementingkan apa itu kebersamaan,gotong royong,rukun,hidup damai sejahtera bersama orang-orang tercinta di sekitar mereka.
kewajiban akhirat dilupakan,orang tua,sahabat.
Seorang ilmuwan yang kaya raya di masa pemerintahan Harun Ar-Rasyid pernah ditanya tentang kesuksesannya oleh para sahabatnya yang berprofesi sebagai pedagang. Untuk menjawab pertanyaan itu, beliau lantas mengeluarkan uang seratus dirham kertas dan bertanya; Apakah kalian menginginkan uang ini? Para sahabatnya serentak menjawab, Iya, jelas kami mau. Uang tersebut kemudian dilipat dan diremas-remas hingga tak karuan bentuknya kemudian beliau bertanya; Apakah kalian masih menginginkan uang ini? Para sahabatnya masih menjawab dengan jawaban yang sama. Uang itu beliau jatuhkan ke tanah dan menginjak-injaknya hingga kotor bercampur sedikit lumpur yang berasal dari sendalnya dan bertanya lagi; Apakah kalian masih menginginkan uang ini? Para sahabatnya menjawab; Ya, kami masih menginginkan uang itu. Ilmuan ini kemudian merobek uang yang sudah kumal itu menjadi empat bagian, sementara para sahabatnya semakin bengong melihat perbuatan sang ilmuan dan bertanya; mengapa engkau merobek uang itu? Beliau hanya menjawab; Apakah kalian masih menginginkan uang ini? Dan merekapun serentak menjawab; Iya, kami masih menginginkan uang itu. Beliau kemudian berkata; kalian juga bisa sukses seperti saya meskipun profesi kalian sebagai pedagang. Pekerjaan apapun yang kita lakukan jika didasari oleh ilmu maka akan memperkaya diri dan profesi untuk meraih kesuksesan. Dengan ilmu, kalian akan memiliki nilai melebihi nilai yang ada pada uang ini yang akan selalu dicari dan dibutuhkan oleh orang meskipun miskin, jelek, berantakan, dihina, diinjak-injak, kampungan atau tinggal di pedalaman sekalipun.
Keutamaan manusia dibanding makhluk lainnya terletak pada ilmu, bahkan para malaikat tak mampu membantah akan kelebihan ilmu yang dimiliki oleh Nabi Adam as. Sehingga Allah telah menjanjikan derajat yang tinggi dan mulia bagi orang-orang yang beriman dan berilmu, sebagaimana Firman-Nya:
يرفع الله الذين آمنوا منكم والذين اوتوا العلم درجات (المجادلة: ١١)
“Allah akan mengangkat/meninggikan derajat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat” (QS. Al-Mujadalah: 11)
As-Syaukani dalam tafsirnya tentang ayat ini menyatakan bahwa orang yang beriman dan berilmu akan diangkat derajatnya dan diberikan kemulian baginya di dunia dan pahala baginya di akherat meskipun ia seorang budak. Dikisahkan bahwa seorang budak bernama ‘Atha yang berkulit hitam legam dan mempunyai hidung yang pesek milik seorang wanita di Mekkah didatangi oleh Sulaiman bin Abdil Malik sang Amirul Mukminin bersama kedua anaknya. Ketika itu ‘Atha sedang melaksanakan shalat, setelah selesai dari shalatnya, iapun menyambut mereka. Sang Amirul Mukminin selalu bertanya kepadanya tentang hal-hal agama terlebih lagi tentang manasik haji. Kemudian Sulaiman berkata kepada anak-anaknya; Wahai anak-anakku, janganlah kalian lalai dari menuntut ilmu, sungguh aku tidak akan pernah lupa telah berada di hadapan seorang budak hitam yang berilmu.
Dalam kisah yang lain Ibrahim al-Harbi berkata: Muhammad bin Abdurrahman al-Auqash adalah seorang yang lehernya sangat pendek sampai masuk ke badannya sehingga bahunya menonjol ke luar. Dengan penuh kasih sayang dan perhatian, ibunya berpesan: Wahai anakku, sungguh kelak setiap kali Engkau berada di sebuah majelis, Engkau akan selalu ditertawakan dan direndahkan, maka hendaklah Engkau menuntut ilmu karena ilmu akan mengangkat derajatmu. Ternyata ia benar-benar mematuhi pesan ibunya hingga suatu saat ia dipercaya menjadi hakim agung di Mekkah selama dua puluh tahun (Ibnu Qayyim: tanpa tahun)
Kisah-kisah di atas menunjukkan betapa pentingnya ilmu dan betapa mulianya derajat orang yang berilmu di mata manusia apalagi di hadapan Allah SWT. Sehingga ketika sayidina Ali karamallahu wajhah diberikan dua pilihan, yaitu ilmu dan harta, beliau lantas memilih ilmu dibanding harta tanpa ada keraguan sedikitpun. Sayangnya, di zaman sekarang ini khususnya di Indonesia, para remaja lebih mencari pekerjaan yang dapat menghasilkan uang dari pada mencari ilmu karena mereka menganggap bahwa untuk mendapatkan ilmu sebatas di bangku sekolah atau kuliah saja. Padahal ilmu dapat diperoleh tanpa melalui bangku sekolah, bahkan di kantor pun dimana mereka akan bekerja, mereka dapat menimba ilmu, asalkan niat itu ditanamkan sejak awal, bahwa tujuan bekerja bukan untuk mencari uang melainkan untuk memperoleh ilmu dan memperkaya diri dengan skill kehidupan. Satu saja bidang ilmu yang kita kuasai, orang akan datang mencari dan membutuhkan keahlian itu, apalagi jika banyak bidang ilmu yang dikuasai dan mampu mengaplikasikannya untuk kepentingan diri dan orang lain dalam kehidupan ini.
Ilmu akan mengangkat derajat pemiliknya beberapa derajat disbanding orang yang tak berilmu adalah janji yang telah pasti dari Allah SWT. Orang berilmu senantiasa dicari dan dibutuhkan ilmunya untuk dimanfaatkan dan diambil keberkahannya. Maka dari itu, jangan pernah takut miskin jika memiliki ilmu (orang yang memiliki ilmu boong-boongan saja bisa hidup kok), karena ilmu itu cahaya (al-‘ilmu nuur) dan dimana saja pemilik ilmu itu berada akan selalu memberikan inspirasi, motivasi, penerangan, dan keberkahan bagi pemiliknya serta orang lain ataupun alam di sekelilingnya.
MENGAPA KITA TIDAK BOLEH TERLALU MEMIKIRKAN DUNIA?
sebenarnya kita di bolehkan untuk memikirkan dan mementingkan dunia namun tidak berlebihan,yang harus lebih kita utamakan ialah nanti di akhirat,karena semua barang dunia tidak akan di bawa di akhirat itulah alasan tidak boleh berlebihan tentang dunia,kita di anjurkan memakai materi dunia yang kita punya untuk saling menolong dengan sesama musli,sesama manusia juga untuk beribadah kepada ALLOH SWT
SEBAB SEBAB ORANG GILA DUNIA
1.Kurang pengetahuan agama
2.Kurang kuatnya keimanan
3.Kurang sabar
4.Kurang peduli dengan orang lain (memikirkan diri sendiri)
5.Kurang bersyukur
6.Kurang sadar diri
7.Selalu memandang keatas perihal materi
Semoga semua yang membaca artikel ii terhidar dari sifat-sifat tersebut dan termasuk orang yang di jaga keimannya oleh ALLOH SWT.
AAMiin.
Mungkin itu yang dapat kita pelajari hari ini,kalau ada kata atau tulisan yang salah maupun tidak benar saya SOHIBY mengucapkan banyak minta maaf,jika ada sesuatu yang tidak berkenan dihati silakan komen agar saya tahu keslahan saya.
Terimakasih semoga bermanfaat.
Jangan lupa untuk selalu dapat belajar bersama saya LIKE FOLLOW DAN SHARE!!!
WASSALAMU'ALAIKUM WR WB
0 comments:
Post a Comment